Saya Deddy Kristianto mahasiswa semester 6 jurusan arsitektur berkesempatan mendapatkan program study abroad atau yang biasa orang sebut dengan Student Exchange (pertukaran pelajar) ke Taiwan melalui program 3+1. Saya ditempatkan di National Taipei University of Technology atau Taipei Tech sebagai student exchange selama kurang lebih 5 bulan.

Saya tiba di Taipei pada tangal 17 febuari 2016. Ketika saya sampai saya disambut oleh International buddy dari Taipei Tech. Dia membantu saya mengurus segala keperluan saya selama di Taiwan, mulai dari admisi hingga registarasi dormitory Taipei tech.

Saya sebagai student exchange memang disarankan untuk berada di Taiwan 2 minggu sebelum perkuliahan dimulai. 2 minggu tersebut digunakan sebagai orientasi kampus, pengenalan akan kampus, dan beberapa tempat disekitar kampus. Cuaca ketika saya tiba di Taiwan masih cukup dingin karena pada saat itu cuaca berada di penghujung musim dingin. 2 minggu sebelum perkuliahan dimulai saya gunakan untuk bersosialisasi dengan murid – murid pertukaran pelajar lainnya yang berasal dari berbagai macam negara. Dengan kondisi cuaca yang tidak terlalu ekstrim dan cukup nyaman, saya dan beberapa teman murid pertukaran pelajar mengeksplorasi tempat-tempat wisata .

Taipei, ibu kota dari negara Taiwan merupakan kota yang cukup maju dan berkembang, dapat dilihat dari sisi transportasi, kita dapat berkeliling 1 kota Taipei hanya cukup menggunkan MRT yang sangat cepat dan interval kedatangan setiap kereta MRT pun sangat cepat yaitu setiap 5 menit sekali kereta MRT pasti datang. Kota Taipei pun terkenal dengan salah satu bangunan yang arsitektural yaitu Taipei 101. Tempat – tempat wisata untuk melihat betapa indahnya kota Taipei dari ketinggian dapat dikunjungi dengan mudah.

Selama saya di Taiwan pun saya berkesempatan untuk reuni bersama dengan alumni SMA saya yang melanjutkan studi nya ke Taiwan. Pada reuni ini pun kami dapat berbagi pengalaman sebagai pelajar yang melanjutkan studi nya ke Taiwan.

5 bulan atau 1 semester adalah waktu yang berjalan begitu cepat tanpa terasa. Saya belajar di Taipei tech dengan mengambil beberapa mata kuliah S2 dikarenakan keterbatas kelas untuk mahasiswa international. Beberapa mata kuliah yang saya ambil adalah Analysis on Historycity of Cities and Architecture, Special topics on Urban disaster management and Reconstruction, Architectural Planning Management and building information modelling (BIM), dan tak lupa tentunya saya mengambil mata kuliah Chinese atau Bahasa mandarin. Pada awalnya saya berpikir bahwa beberapa mata kuliah ini sulit karena memang mata kuliah ini diperuntukan untuk mahasiswa S2 jurusan arsitektur tetapi selama berjalannya waktu saya cukup dapat mengikuti kelas tersebut dengan baik. Tugas beberapa dari mata kuliah ini sebagian besar adalah Analytical paper yang saya belum pernah kerjakan di Binus. Bagi saya ini adalah sebuah tantangan baru dan pada akhirnya saya dapat melalui dan mengerjakan tugas-tugas itu dengan baik. Selain paper, kami juga

melakukan studi banding ke beberapa tempat seperti Fire safety museum of Taipei city fire department. Di museum inilah kami belajar bagaimana respon terbaik saat gempa atau kebakaran terjadi. Hal ini sangat menyenangkan karena kami dapat merasakan simulasi gempa secara langsung.

Lalu kami melakukan studi banding ke Taipei Floodgate, tempat ini adalah tempat dimana kita dapat memonitori dan mengontrol ketinggian air di kota Taipei agar tidak terjadi banjir.

Selama di Taiwan saya juga sempat merasakan liburan pada saat Spring break festival yaitu dimana saat Musim dingin akan usai dan akan berganti ke Musim Semi. Pada liburan ini saya memutuskan untuk pergi ke luar kota bersama teman-teman Indonesia saya ke 2 kota yaitu Chiayi dan Tainan.

Dan tak lupa saya mempromosikan nama Binus University melalui event International fair yang diadakan oleh Taipei Tech dikampus pada bulan Mei. Event ini bertujuan untuk memotivasi mahasiswa local di Taipei tech dapat berpartisipasi dalam program student exchange ini. Event ini pun berlangsung selama 1 hari dan banyak juga student exchange dari negara lain yang ikut berpartisipasi dalam acara ini. Cukup banyak mahasiswa lokal yang tertarik mengikuti program student exchange ini.

Di Kota Taipei pun banyak bangunan yang memilki nilai arsitektural dari segi modern mauipun tradisional seperti contohnya beberapa temple (kuil)

Dari sisi arsitektural modern terdapat juga bangunan seperti Taipei 101 dan terdapat juga bangunan yang berfungsikan sebagai perpustakaan nasional. Bangunan perpustakaan ini pun menggunakan green concept atau konsep ruang terbuka dan hijau.

Mengikuti program student exchange ini merupakan pengalaman yang sangat berarti dan memiliki nilai positif dalam hidup saya. Banyak hal yang saya dapat dari program ini mulai dari teman-teman international, belajar Bahasa baru dan beradaptasi dengan lingkungan baru, dan belajar untuk hidup mandiri di Negara lain dan jauh dari orang tua. Sungguh suatu pelajaran yang takkan terlupakan. Saya berharap program-program seperti ini dapat dirasakan oleh teman-teman atau adik kelas pada nantinya.