Sejak manusia mulai membangun, arsitektur selalu bertumpu pada matematika untuk mendapatkan keserasian visual, integritas struktur, dan logika konstruksi. Pada sebagian besar bangunan bersejarah, arsitek telah menerapkan prinsip-prinsip geometri Euclid seperti pendeskripsian titik, garis, bidang, sesuai dengan tiga sumbu ruang.

Dengan berkembangnya alat-alat perancangan digital dan kemampuan komputer yang meningkat, bersamaan dengan meningkatnya peminatan dalam fisika dan matematika murni, telah memberikan arsitek sebuah sarana untuk menjelaskan dan membangun konstruksi spasial yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya.

Pembahasan yang cermat dari beberapa proyek bangunan internasional (sebagian besar terbangun) pada buku ini menawarkan gambaran tentang bagaimana strategi berlandaskan teori matematika diaplikasikan melalui berbagai ilustrasi. Analisa dilakukan terhadap bangunan-bangunan yang dibagi dalam enam topik:

  • Mathematical surfaces and seriality.
  • Complexity theory.
  • Tessellation.
  • Optimization.
  • Topology.
  • Datascapes.

Penulis mencoba menyederhanakan teori matematika dan geometri yang rumit sehingga pembaca umum dapat mengikutinya. Namun, kekurangan dalam buku ini adalah beberapa pembahasan mengenai bentuk “matematika baru” yang ingin disampaikan terlihat kehilangan penjelasan dan kurang terdefinisikan dengan baik. Bahkan daftar istilah di bagian belakang buku ini hanya memuat penjelasan umum yang sangat singkat dari konsep matematika.

Kesimpulannya buku ini memuat ide-ide besar dan gambar-gambar yang baik dari proyek-proyek arsitektur tahun 2010an. Bagi yang ingin memahami konsep-konsep matematika sesungguhnya untuk menghasilkan bentuk-bentuk baru perlu menindak lanjuti dengan referensi-referensi yang lain.