Ini Dia 5 Arsitek Kebanggaan Indonesia
Mahal, sulit, dan melelahkan adalah tiga kata yang biasanya terlintas saat mendengar seseorang menempuh pendidikan di Program Studi Arsitektur. Meskipun begitu, salah satu jurusan dalam Fakultas Teknik ini masih jadi primadona puluhan bahkan ratusan calon mahasiswa tiap tahunnya. Hal ini tentu tidak terlepas dari banyak faktor pendukung yang ditawarkan kepada lulusannya, mulai dari penghasilan, status sosial, popularitas, hingga penyaluran hobi.
Nah, bagaimana dengan kamu, apa yang mendorongmu untuk menyandang status anggota aktif Himpunan Mahasiswa Arsitektur (HIMARS) BINUS UNIVERSITY?
Apa pun alasannya, pastikan kalau prestasimu selepas studi nanti akan mampu menandingi atau bahkan melebihi kelima nama arsitek kebanggaan Indonesia berikut.
Achmad Noe’man
Nama pertama datang dari salah satu pendiri Ikatan Arsitek Indonesia (IAI), yaitu Achmad Noe’man. Laki-laki kelahiran Garut, Jawa Barat ini dikenal oleh penerusnya dengan julukan “Arsitek Seribu Masjid”. Pasalnya, karya-karya terbaik Achmad Noe’man memang didominasi oleh rancangan gedung masjid, baik di dalam maupun luar negeri.
Beberapa contohnya adalah Masjid Salman ITB (Bandung), Masjid At-Tin TMII (Jakarta), Masjid Raya Agung (Bandung), Masjid Istiqlal Sarajevo (Bosnia), Masjid Syekh Yusuf Cape Town (Afrika Selatan), dan masih banyak lagi.
Umumnya, setelah kunjungan ke masjid rancangan Achmad Noe’man, hampir semua pengunjung selalu mengelu-elukan kesan kemuliaan, kemegahan, dan keindahan dari tiap karyanya.
Frederich Silaban
Pria asal Sumatra Utara ini membuktikan bahwa dunia desain dan rancang bangunan memang mengalir dalam darahnya. Bagaimana tidak? Dengan latar belakang pendidikannya yang cukup terbatas, yakni lulusan Sekolah Teknik Menengah (STM), ia tetap bisa menelurkan karya-karya gemilang legendaris.
Monumen Khatulistiwa, Gelora Bung Karno, Monumen Nasional, dan Masjid Istiqlal merupakan hasil pemikiran seorang Frederich Silaban. Atas sumbangsih rancangannya yang luar biasa tersebut, pemerintah Indonesia menghadiahi Tanda Kehormatan Bintang Jasa Sipil sebagai bentuk penghargaan.
Ridwan Kamil
Siapa yang tidak mengenal Ridwan Kamil? Pria yang akrab dipanggil Kang Emil ini berhasil menyedot perhatian publik, baik dalam maupun luar negeri, atas hasil karyanya yang membius mata. Beberapa di antaranya adalah Marina Bay Waterfront Master Plan (Singapura), Ningbo Newtown (Tiongkok), Beijing Finance Street (Tiongkok), dan Museum Tsunami Aceh (Indonesia).
Meski tengah disibukkan dengan tugasnya memimpin daerah, Bapak Gubernur Provinsi Jawa Barat ini tetap aktif dalam perannya sebagai arsitek.
Y.B. Mangunwijaya
Berikutnya adalah Bapak Arsitektur Modern Indonesia, YB Mangunwijaya. Pria kelahiran Ambarawa ini menempuh pendidikan Teknik Arsitektur di Institut Teknologi Bandung (ITB) pada tahun 1959 dan Rheinisch Westfaelische Technische Hochschule Jerman tahun 1966 silam.
Kiprahnya dalam dunia arsitektur Indonesia yang tersohor adalah Kali Code. Melalui karyanya, Y.B. Mangunwijaya berhasil menghilangkan kesan kumuh dan rawan tindak kriminal dari permukiman warga bantaran Kali Code, Yogyakarta. Untuk itu, ia diganjar penghargaan bergengsi internasional, yakni Aga Khan.
Daliana Suryawinata
Terakhir adalah arsitek perempuan asal Jakarta, Daliana Suryawinata atau akrab disapa Dana. Meski arsitek bukan jadi cita-cita utamanya sejak kecil, Dana mampu menunjukkan pada dunia bahwa wanita juga bisa berkiprah sekaligus berprestasi dalam industri rancang gedung ini.
Berbekal ilmu Arsitektur yang ia dapat dari Universitas Tarumanegara dan Berlage Institute, Dana mengembangkan ide-ide kreatifnya melalui wadah yang ia dirikan sendiri, yaitu Suryawinata Heinzelmann Architecture and Urbanism (SHAU).
Itulah tadi lima nama arsitek kebanggaan Indonesia. Lewat karya, mereka berhasil mengharumkan nama bangsa di mata dunia. Jika ingin melampaui prestasi mereka, teruslah mengasah kemampuan serta berjuang penuh semangat.
Percayalah! Kelima orang tersebut tentu harus melewati proses panjang nan berliku terlebih dahulu sebelum hasil rancangan gedung mereka diakui oleh industri global.
Sebab itu, kamu sebagai mahasiswa Jurusan Arsitektur perlu memperkaya diri dengan hard skill dan soft skill mumpuni selama menjalani perkuliahan. Caranya? Rajin belajar dan aktif dalam himpunan mahasiswa adalah langkah tepat untuk dijalani.
Sebagai BINUSIAN dari Program Studi Arsitektur, kamu bisa mengasah kemampuan melalui HIMARS (Himpunan Mahasiswa Arsitektur). Pasalnya, HIMARS memiliki kegiatan rutin bermanfaat bagi anggotanya, yakni seminar, pelatihan, dan kuliah umum. Tidak hanya itu, HIMARS juga selalu mendukung anggotanya dalam pengembangan keilmuan dan perluasan koneksi melalui pertemuan arsitek, pameran karya arsitektur, pengabdian komunitas, dan lomba arsitektur.
Comments :