Menitik beratkan pada factor pejalan kaki untuk desain kota adalah salah satu tren urban planning 2014 menurut James Bartolacci pada website Architizer.com.  Salah satu desain kota semacam ini adalah di kota San Fransisco.  Konsep ini muncul  ketika gempa bumi Loma Prieta melanda kota tersebut di tahun 1989 dan menimbulkan kerusakan hebat kota Embarcader dan Central freeways.  Pendekatan yang digunakan untuk merekonstruksinya adalah bukan dengan cara membangun kembali dua jalan arteri tersebut, namun dengan merencanakan sebuah infrastruktur yang lebih ramah kepada pajalan kaki dan menjadikan kota tersebut menjadi sebuah kota yang disebut “pedestrian-friendly city”.

Hasil dari desain ini adalah menyambungnya kembali lingkungan-lingkungan bangunan, yang dahulunya terpisah oleh jalan-jalan utama.  Taman-taman, trotoar pejalan kaki dan sepeda menjadi penyambung lingkungan-lingkungan bangunan tersebut.

Sejalan dengan pendekatan tersebut, mahasiswa arsitektur landscape Erik Jensen dan Justin Richardson mengusulkan untuk merombak 280 freeway dan mengisinya menjadi area untuk seni dan berkumpulnya komunitas-komunitas dan area yang dekat dengan laut dijadikan area buffer untuk mengantisipasi terjadinya kenaikan tinggi air laut.

Tren lainnya meliputi: konsep “coastal city” melalui pendekatan desain optimal untuk mengantisipasi perubahan iklim, pendekatan arsitektur yang bebas energy listrik dan karbon, Supervisi yang ketat untuk proyek-proyek baru gedung pencakar langit dan solusi pembangunan rumah susun rendah untuk masyarakat berpendapatan rendah.

Lengkapnya dapat dibaca di: http://architizer.com/blog/trends-of-2014/

Capture

Michael Van Valkenburgh Associates’ Park Over the Highway, image courtesy of CityArchRiver