Design Presentation JKT PLAY:

Tanggal: Sabtu, 29 September 2012.
Pukul: 13.00 WIB
Tempat: Kemang89, Jl. Kemang Raya No.89 Jakarta.

Kota Helsinki di Finlandia, Zurich di Swiss dan Copenhagen di Denmark, secara berurutan menempati urutan pertama, kedua dan ketiga sebagai the most livable cities yang dikeluarkan oleh Monocle tahun 2012. Kota-kota besar lainnya seperti Melbourne, Madrid, Tokyo, dan Singapore seringkali masuk di dalam jajaran 25 besar kota sebagai tempat tinggal terbaik. Meskipun penilaian untuk menjadi kota yang terbaik untuk ditinggali parameter penilaiannya dapat dilihat dari berbagai aspek, tetapi ada salah satu penilaian penting tentang bagaimana suatu kota dapat menawarkan ruang publik dan ruang rekreasi bagi warganya.
Kota Jakarta dengan kepadatan penduduknya mencapai 14.500 orang per kilometer persegi hampir tidak dapat menyisakan ruang-ruang publik bagi warga Jakarta untuk bersosialisasi melalui aktifitas publik yang baik. Interaksi sosial dan ruang rekreasi untuk sesuatu hal-hal yang baru dan menarik sangat tidak dapat terwujudkan dengan baik. Untuk itu perlu adanya strategi baru untuk meningkatkan kualitas ruang kota Jakarta, sehingga dapat mendukung kehidupan yang berkelanjutan, meningkatkan gaya hidup yang sehat dan lebih berwarna bagi masyarakat kota Jakarta. Inilah waktunya untuk memikirkan dan membayangkan kemungkinan-kemungkinan lainnya, bagaimana ruang-ruang kota dapat dibentuk menjadi lebih menarik melalui elemen arsitektural, grafis dan ornamentasi.
Termotivasi untuk menciptakan ruang kota yang lebih baik lagi, Jurusan arsitektur Bina Nusantara besama dengan komunitas Volume Factory akan mempresentasikan gagasan-gagasan baru bagi ruang-ruang kota Jakarta melalui presentasi desain dengan judul, JKT PLAY (Jakarta Play). Kami tunggu partisipasi dan kedatangan anda, Sabtu 29 September 2012 di Kemang89, jalan Kemang Raya no.89, Jakarta, pukul 13.00 WIB.

Pembicara:

1. Albertus Prawata (Desainer, Dosen):
Ruang publik yang nayaman dapat menjadi sebuah ruang untuk berinteraksi dengan sesama warga kota lainnya. Street furniture merupakan suatu alat yang dapat digunakan untuk menciptakan suasana yang lebih hidup lagi. Berbagai macam variasi street furniture bisa dihadirkan di ruang-ruang publik Jakarta, dan dapat diintegrasikan dalam acara-acara yang sudah menjadi agenda kota Jakarta seperi car free day. +able diharapkan dapat menjadi satu dari antara sekian banyak alternative street furniture, yang bisa digunakan warga Jakarta, untuk menghadirkan ruang publik yang lebih berwarna.

2. Margaret Jo (Desainer, Mahasiswa):
Hello strangers merupakan sebuah pavilion dengan tujuan untuk menciptakan interaksi antara orang asing yang saling tidak mengenal di salah satu titik terpadat penyebrangan pedestrian (pejalan kaki) di area Jl. Sudirman, Jakarta.

3. Anggoro Inggriasto (Desainer):
Kapasitas mikrolet saat ini terlalu kecil, tidak efisien mengingat jumlah penumpangnya yang kian banyak. Ada baiknya meningkatkan kapastiasnya menjadi setingkat bus kecil. Dengan itu penumpang pun mendapat kenyamanan yang lebih baik, dan disatu sisi dapat mengurangi populasi mikrolet. Karena dengan bus kecil ini bisa mengangkut hampir 3 1/2 kali kapasitas mobil mikrolet saat ini, yaitu 8 orang. Selain itu rebranding mikrolet sendiri penting, seperti penggunaan nomor trayek yang jelas, serta warna yang berbeda-beda setiap trayeknya, sehingga pengguna dimudahkan dalam menggunakan jasa angkutan ini. Dan juga diharapkan agar masyarakat, khususnya kaum menengah, mau beralih menggunakan moda ini dalam keseharian penglajurannya. Agar ketergantungan Kota Jakarta terhadap moda transportasi pribadi dapat berkurang perlahan-lahan.

4. Bayu Ariyanto (Arsitek):
Bersepeda merupakan suatu metoda transportasi yang baik, sehat dan menjadi gaya hidup baru bagi warga kota. Bersepeda juga merupakan salah satu solusi untuk mengurangi kemacetan di kota-kota besar seperti Jakarta. Tetapi untuk mendukung kegiatan bersepeda tersebut diperlukan infrastruktur yang baik dan memadai. Tempat untuk memarkir dan menyimpan sepeda merupakan salah satunya. Hal ini tentunya bisa dirancang dengan baik, sehingga bisa sekaligus memberikan dampak positif bagi ruang-ruang kota Jakarta. Tempat-tempat penyimpanan sepeda (bike rack) tersebut diharapkan dapat menjadi pemicu warga kota Jakarta untuk memulai gaya hidup yang baru, dan mulai menggunakan sepeda sebagai alternatif transportasi yang sehat dan menyenangkan.

5. Rahadian Onik (Visual Artist, Photographer, Art Director):
Jakarta, kota yang sedang dalam masa pertumbuhan yang menyebabkan pembangunan beberapa proyek, baik itu sarana publik maupun gedung perkantoran hingga pusat perbelanjaan. Dengan adanya proyek yang sedang berlangsung dan biasanya memerlukan waktu yang cukup panjang untuk menyelesaikannya menyebabkan sebuah dilema tambahan yaitu Underconstruction. Efek dari Underconstruction tersebuat sangat banyak salah satunya kemacetan dan pembatas/panel penutup yang tidak teratur yang berakibat kesan kumuh dan polusi visual. Dalam I Love Underconstruction, saya ingin membuat underconstruction tidak lagi menyebalkan dan menjadi suatu fase proyek yang bermanfaat. Konsepnya adalah sebuah urban Galeri , dimana panel panel yang selama ini hanya diisi dengan gambar yang kurang representatif dan terkadang hanya polos saja di olah menjadi ruang publik untuk berekpresi bagi kalangan seniman. Pertimbangannya adalah mutualisme antara kontraktor dengan pengguna jalan (sekitar proyek) dan seniman (street art, graffiti, mural). Para seniman bisa berekspresi dengan lenih baik serta pengguna jalan mendapatkan sebuah visual yang menyegarkan. Semoga semuanya bisa berkata: I LOVE UNDERCONSTRUCTIONS!

6. Yanita Mila (Arsitek, Penulis, Dosen):
Jalan layang di Jakarta banyak menyisakan ruang di bawahnya. Kita sadari atau tidak, Ruang ini memberikan dampak baik dan buruk dalam pembentukan wajah kota. dampak buruk yang sering kita lihat yaitu pengalihfungsian penggunaan ruang ke area berjualan pedagang kaki lima, area pembuangan sampah sampai dengan area hunian bagi kaum marjinal. Kesemuanya itu memperburuk wajah kota.Adapun dampak baiknya adalah banyak urban spaces yang dapat kita gunakan sebagai media ekspresi seni. Perencanaan ruang dibawah jalan layang digunakan sebagai taman, namun jenis tanaman yang digunakan harus selektif ,yaitu yang tidak mambutuhkan sinar matahari terlalu banyak. Sebagai salah satu solusi adalah dengan menyisipkan sebuah media art, berupa permainan cahaya. Hal ini didapatkan dari turunan ide sebuah urban art yang kian marak , yaitu video mapping. Video mapping banyak kita temui adalah permainan cahaya dari lampu sorot ke bangunan-bangunan tua sebagai media ekspresinya. Proses yang hampir sama ingin dihadirkan namun dibawah jalan layang ini untuk menghidupkan di waktu malam hari, sehingga dari ruang sisa dapat dijadikan area ekspresi seni kreatif yang luar biasa. Selain untuk menerangi bagian bawah jalan layang juga membuat urban art tanpa harus menjadi urban place.